UN Indonesia

Kelulusan UN SMA di DIY Turun dari 94% Jadi 76%

Minggu, 25 April 2010 14:34 WIB
Ujian Nasional (VIVAnews)

Yogyakarta, (tvOne).

Persentase kelulusan Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada tahun ajaran 2009/2010 di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menurun tajam dibanding tahun sebelumnya.

"Tahun ini, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memang paceklik kelulusan ujian nasional (UN). Tetapi, siswa-siswa tidak perlu khawatir karena masih bisa mengikuti UN ulangan pada 10-14 Mei mendatang," kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga DIY, Suwarsih Madya di Yogyakarta, Minggu (25/4).

Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga, persentase kelulusan UN untuk tingkat SMA/MA adalah 76,30 persen sedangkan pada tahun sebelumnya mencapai 94,66 persen. Begitu pula untuk SMK, angka kelulusan adalah 79,17 persen sedangkan pada tahun lalu mencapai 97,06 persen.

Total jumlah peserta UN untuk SMA/MA di DIY pada 2010 adalah 19.505 peserta sehingga peserta yang dinyatakan harus mengulang pada UN ulangan sebanyak 4.623 siswa, sedangkan peserta UN SMK yang harus mengulang adalah 4.614 siswa dari total 22.152 peserta.

"Jumlah peserta UN yang tidak lulus memang tertinggi selama penyelenggaran UN tetapi kita tetap harus bangga karena BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) menilai pelaksanaan UN di DIY adalah paling jujur se-Indonesia," katanya.

Sedangkan hasil kelulusan di masing-masing kota/kabupaten di DIY, Kabupaten Bantul menempati peringkat pertama dengan angka ketidaklulusan paling kecil yaitu 15,6 persen, disusul Kota Yogyakarta 20,6 persen, Sleman (29,5 persen), Gunungkidul (30,13 persen) dan Kulonprogo (32,76 persen) untuk SMA/MA.

Sedangkan untuk SMK, Kulonprogo berada di posisi pertama yaitu 15,51 persen, Gunungkidul (17,10 persen), Sleman (21,26 persen), Kota Yogyakarta (23,11 persen) dan Bantul (24,65 persen). "Angka untuk SMK masih bisa berubah karena ada beberapa nilai kompetensi yang belum masuk ke piranti lunak penilaian," katanya.

Suwarsih menyatakan, tingginya siswa yang tidak lulus pada UN utama tersebut harus disikapi dengan bijak oleh sekolah, yaitu melakukan pendampingan khusus kepada siswa yang harus menjalani UN Ulangan. "Khususnya pendampingan untuk kejiwaan. Mereka tidak boleh putus asa karena mereka masih bisa ikut UN Ulangan," katanya.

Pihaknya, kata dia, akan segera membentuk tim khusus untuk melakukan evaluasi pelaksanaan UN yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat seperti guru, polisi, TPI dan pemerintah daerah.

Sementara itu, Ketua Pelaksana UN DIY, Baskara Aji menyatakan, belum ada indeks secara resmi dari BSNP yang menyatakan pelaksanaan UN di DIY paling jujur. "Tetapi berdasarkan keterangan BSNP, dari beberapa kriteria termasuk laporan tim pemantau indipenden (TPI), pelaksanaan UN di DIY paling jujur meskipun banyak yang tidak lulus," katanya.

Aji Baskara tidak menampik apabila ditemui sejumlah kecurangan dalam pelaksanaan UN di DIY, tetapi panitia pelaksana dan TPI segera memberikan sanksi tegas terhadap pelaku kecurangan UN. (Ant)


BELUM LULUS UN SMP :DIY 10.800, JATENG 71.805 SISWA : TERBANYAK MATEMATIKA JEBLOK


Home>>Berita Utama (Hlm Luar)
BELUM LULUS UN SMP :DIY 10.800, JATENG 71.805 SISWA : TERBANYAK MATEMATIKA JEBLOK
07/05/2010 06:48:01

YOGYA (KR) - Angka ketidaklulusan siswa SMP/ MTs/SMPT di wilayah DIY dalam Ujian Nasional (UN) mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya. Pasalnya tahun sebelumnya jumlah siswa yang dinyatakan belum lulus dalam UN hanya mencapai 6,54 persen (3.112 siswa), tahun ini naik menjadi 21,98 persen (10.800 siswa) dari total peserta sebanyak 49.126 siswa. Kendati demikian bagi siswa SMP/MTs/SMPT yang belum lulus dalam UN utama tidak perlu panik karena masih diberi kesempatan mengikuti UN Ulangan pada 17-20 Mei mendatang dan diumumkan kelulusannya pada 25 Juni 2010.
”Jumlah sekolah setingkat SMP yang ada di wilayah DIY ada 514 sekolah. Dari jumlah tersebut 7 di antaranya dinyatakan belum lulus 100 persen. Sedang yang dinyatakan lulus 100 persen ada 27 sekolah dengan rata-rata nilai tinggi sebesar 36,93,” terang Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) DIY Prof Suwarsih Madya PhD di Auditorium Dikpora DIY, Kamis (6/5).
Suwarsih menyatakan, hasil UN SMP/MTs/SMPT akan diumumkan secara serentak pada Jumat (7/5) hari ini pukul 10.00. Berdasarkan data yang ada di Dikpora DIY, siswa yang nilainya di bawah 4,25
* Bersambung hal 27 kol 5

terbanyak ada di pelajaran Matematika, yakni 5.957 siswa (12,13 persen), kedua Bahasa Inggris 5.899 siswa (12,01 persen), ketiga IPA 2.733 siswa (5,56 persen) dan terakhir Bahasa Indonesia 424 siswa (0,86 persen). Sementara, untuk nilai di tiap mata pelajaran, rata-rata tertinggi pada Bahasa Indonesia sebesar 7,95, IPA 6,73, Matematika 6,36 dan Bahasa Inggris 6,17.
Suwarsih memaparkan, dari 5 Kabupaten/Kota di
DIY tingkat ketidaklulusan tertinggi ditempati oleh Kabupaten Sleman dengan jumlah peserta 12.490 siswa dan tidak lulus 3.007 siswa (24,08 persen). Urutan kedua Kota Yogyakarta dengan persentase ketidaklulusan 21,55 persen, yakni 8.181 peserta dan tidak lulus 1.763 siswa. Urutan ketiga Kulonprogo dengan persentase ketidaklulusan 21,36, yakni 6.510 peserta dan tidak lulus 1.391 siswa. Gunungkidul di urutan keempat dengan persentase tidak lulus 21,19 persen dari jumlah 10.559 siswa dan tidak lulus 2.237. Terakhir Bantul dengan persentase tidak lulus 21,1 persen dari jumlah peserta 11.386 siswa dan tidak lulus 2.402.
Di Jawa Tengah
Untuk tingkat Jawa Tengah, sebanyak 71.805 siswa atau 14,01 % dari total 512.625 siswa SLTP (SMP/MTs/SMPLB) peserta UN dinyatakan tidak lulus. Kepada pers di Semarang Kamis sore (6/5), Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Jateng Drs Kunto Nugroho HP MSi dan Ketua Panitia Penyelenggara UN Tingkat Provinsi Jateng Nur Hadi Amiyanto MEd menyatakan, peserta yang tidak lulus kebanyakan jatuh pada salah satu mata pelajaran, misalnya Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika atau IPA.
”Meski relatif tinggi angka ketidaklulusan UN SLTP di Jateng, namun secara nasional prestasi Jateng lumayan bagus karena ada 16 propinsi di Indonesia yang angka ketidaklulusannya mencapai angka 20 %,” katanya.
Dilihat dari jenis sekolahnya, SMP dengan peserta 389.569 siswa, sebanyak 52.946 siswa (13,591 %) tidak lulus, MTs 117.029 siswa, 14.737 (12,593 %) tidak lulus, SMP Terbuka 5.936 siswa, tidak lulus 4.122 (69,441 %) dan SMP-LB dengan peserta 129, semuanya lulus.
Tentang sekolah SMP peringkat 10 terbaik di Jateng, Kunto menjelaskan urutan pertama SMPN 1 Magelang (208 siswa lulus semua, rata-rata NEM 36,88), kedua SMP Semesta Semarang (52 siswa lulus semua, rata-rata 36,82), ketiga SMPN 2 Semarang (176, semua lulus, NEM rata-rata 36,55), keempat SMPN 9 Semarang (313 lulus semua, rata-rata NEM 36,28), kelima SMPN 1 Karanganyar (309 lulus semua, NEM rata-rata 36,14), keenam SMPN 1 Boyolali (244 lulus semua, NEM rata-rata 35,89), ketujuh SMP PL Domenico Savio Semarang (353 lulus semua, NEM rata-rata 35,87), kedelapan SMPN 2 Purworejo (212 siswa lulus semua, NEM rata-rata 35,87), kesembilan SMPN 1 Surakarta (259 lulus semua, NEM rata-rata 35,85) dan urutan kesepuluh SMPN 2 Purwokerto (186 siswa lulus semua, NEM rata-rata 35,77).
Angka Nasional
Secara nasional, sekolah yang tingkat kelulusannya 0% ada 561 atau sekitar 9,73 persen. Sedang sekolah yang lulus 100% sebanyak 17.852 sekolah. Dari total 3.605.163 peserta UN, terdapat 350.798 (9,73%) siswa yang mengulang UN. Sedang yang lulus 3.254.365 siswa atau 90,27 persen.
”Bagi yang mengulang atau belum lulus di UN utama jangan berkecil hati, masih ada kesempatan untuk ujian ulangan 17-20 Mei mendatang,” kata Mendiknas Mohammad Nuh didamping Dirjen Mandikdasmen Suyanto, Wakil Mendiknas Fasli Jalal, Dirjen Kabalitbang Kemendiknas Mansyur Ramli di Kantor Kemendiknas Jakarta, Kamis (6/5) petang.
Dijelaskan, angka kelulusan yang disampaikan hari ini hanyalah angka sementara yang belum dapat dievaluasi. Masih terbuka lebar kesempatan untuk mengulang, namun jika tidak lulus lagi UN ulangan, bisa mengikuti tahun berikutnya atau mengikuti UN kesetaraan. ”Mengenai bisa diterima di pendidikan berikutnya atau tidak, ketentuannya jika tidak lulus UN tidak bisa melanjutkan ke jenjang berikutnya,” kata Nuh.


Di Bali, Tidak Lulus UN Hanya 2,75 Persen

Denpasar (ANTARA News) - Tingkat ketidaklulusan Ujian Nasional 2010 untuk siswa SMA/SMK di Bali hanya 2,75 persen atau lebih rendah dibandingkan dengan persentase provinsi lainnya di Indonesia.

"Secara nasional ketidaklulusan UN di Bali masih tergolong rendah dibanding provinsi lainnya yang rata-rata mencapai tiga persen," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Provinsi Bali I Wayan Suastha di Denpasar, Senin.

Tingkat ketidaklulusan siswa SMA/SMK di Bali mencapai 2,75 persen atau 702 orang dari jumlah siswa yang mengikuti ujian, 25.562 orang.

Kabupaten Buleleng, menempati posisi paling tinggi angka ketidaklulusannya, yakni dari 4.597 siswa SMA/SMK yang ikut ujian, 329 siswa atau 7,16 persen dinyatakan tidak lulus, papar Suastha.

Sementara untuk ketidaklulusan paling rendah terjadi Kabupaten Bangli yang di bawah satu persen atau 99 persen lebih siswanya lulus ujian nasional.

Terhadap siswa yang tidak lulus UN, Suastha meminta mereka tidak berkecil hati sebab masih ada kesempatan lagi untuk mengikuti ujian ulangan yang dijadwalkan mulai 16 Mei mendatang.

Sementara untuk pengumuman kelulusan dilaksanakan hari ini mulai pagi hingga siang, waktunya diserahkan kapada masing-masing sekolah.

Berdasarkan pantauan di lapangan, pengumuman kelulusan UN SMU dan SMK di Bali diwarnai aksi coret dan konvoi di sejumlah ruas jalan di Denpasar, sebagian dari mereka berputar-putar di jalan raya tidak mengenakan helm berkonvoi dan sebagian lainnya membunyikan sepeda motor dengan suara keras di sekitar lapangan Lumintang. (*)

0 komentar:

Posting Komentar

desain dan isi milik Bonaventura @Right 2008. Diberdayakan oleh Blogger.