Charitas Berduka....


Para penumpang mobil Isuzu Panther T 1756 DC yang tewas. Foto atas dari kiri ke kanan: Suster (Sr) M Mariana Fch, Sr M Benedicta Fch, Sr M Yose Fch, dan Sr M Laurensiana Fch. Foto bawah dari kiri ke kanan: Sr M Evila Fch, Sr M Venita Fch, Sr M Germanda Fch, dan Sr M Aurella Fch. Mobil Isuzu Kijang kapsul T 1756 DC terjun bebas ke Sungai Lubai dari atas Jembatan Beringin, Dusun I, Desa Beringin, Kecamatan Lubai, Kabupaten Muaraenim, Sumatera Selatan, Rabu (18/2). Kecelakaan yang terjadi sekitar pukul 05.30 WIB tersebut menewaskan delapan orang suster Ordo Fransiskus Charitas Palembang dan sopirnya bernama Yanto. Informasi yang dihimpun di lapangan mobil yang berpenumpang 10 orang tersebut melaju dari arah Palembang tujuan Martapura, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. Saat tiba di tikungan jembatan mobil terjun bebas dari jembatan dan jatuh ke Sungai Lubai dalam posisi terbalik.

Segenap pimpinan dan karyawan Rumah Sakit Roma Katolik (RS RK) Charitas Palembang berduka karena kehilangan delapan biarawati (suster) terbaik mereka. Biarawati yang berasal dari Kongregasi Santo Fransiskus Charitas itu mengalami kecelakaan maut, Rabu (16/2) pagi.

Mobil minibus jenis Isuzu Phanter nopol T 1756 DC warna merah yang mereka tumpangi terjun bebas dari Jembatan Beringin, Dusun I, Desa Beringin, Kecamatan Lubai, Muaraenim, sekitar pukul 05.45. Mobil kemudian masuk Sungai Lubai dalam posisi terbalik, roda berada di atas. Rombongan biarawati itu diperkirakan berangkat dari Palembang pada pukul 04.00.

Selain menewaskan delapan biarawati, kecelakaan maut juga menewaskan sopirnya, Yanto (40), warga Lampung. Dari sembilan biarawati yang ikut dalam rombongan itu, hanya seorang biarawati bernama Suster Silcestra Fch, yang selamat dan sekarang menjalani perawatan intensif di RS RK Charitas Palembang.

Jenazah para biarawati dibawa ke RS RK Charitas pada siang harinya untuk disemayamkan di kompleks rumah sakit itu sedangkan jenazah Yanto langsung dibawa ke kampung halamannya di Lampung.

Rombongan biarawati itu hendak melayat ke OKUT karena ibunda suster Benedikta wafat. Sembilan suster, termasuk Benedikta menumpang mobil sewaan yang disopiri Yanto.

Informasi yang dihimpun Sripo di lapangan mobil yang berpenumpang 9 orang dan 1 sopir itu melaju dari arah Palembang dengan tujuan Desa Banuayu, Kecamatan Buay Pemuka Peliung, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKUT). Saat tiba di tikungan yang langsung menghadap Jembatan Sungai Lubai, Desa Beringin (sekitar 100 km dari RS RK Charitas) laju mobil tak terkendali, dan langsung terjun bebas dari atas jembatan.

Sejumlah warga setempat yang ditemui mengatakan awalnya mobil jatuh ke tanah di pinggiran sungai yang cukup curam, setelah itu baru terjun ke sungai.

Mobil saat jatuh berada dalam posisi terbalik. Hal itu terlihat dari kap atas mobil yang ringsek. “Saat jatuh suaranya berdentum keras. Mungkin karena benturan keras dengan tanah di pinggir sungai, dan mobil akhirnya jatuh ke sungai. Suaranya terdengar sekitar 50 meter dari lokasi,” ujar Yus (47), warga setempat.

Mendengar suara keras, warga pun berdatangan ke sungai. Melihat ada sebuah mobil yang mengambang dengan posisi terbalik di dalam sungai, warga pun ramai-ramai menolong. Awalnya warga kesulitan melakukan evakuasi, sebab aliran sungai tersebut cukup deras, dan mobil dalam keadaan tertutup. Namun, warga secara bergotong royong menarik mobil agak ke pinggir, dan membalikkan posisi mobil.

“Saat posisi mobil sudah dibalik, baru kita membuka pintu mobil. Itu pun membukanya dengan dipaksa, yaitu dengan memecahkan kaca mobil terlebih dahulu,” ungkap Yus. Warga lainnya Jufri NS (42) satu per satu tubuh korban kemudian dikeluarkan dan diletakkan di pinggir sungai. Saat dikeluarkan sebanyak 6 korban sudah dalam kondisi meninggal dunia.

Dua orang lagi meninggal saat dibawa ke Puskesmas Lubai yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi kejadian. Selanjutnya 1 orang meninggal saat dibawa ke RSUD Prabumulih, dan 1 korban selamat setelah dibawa ke RSUD Prabumulih, dan kini dirawat di RS RK Charitas Palembang.

Walau cukup sulit, namun warga selesai melakukan evakuasi korban sekitar pukul 08.00. Kejadian itu pun langsung dilaporkan warga ke aparat kepolisian. Kebetulan juga tidak jauh dari lokasi kejadian terdapat Pos Polantas Kecamatan Lubai, Muaraenim. Sebanyak 8 mayat korban diletakkan berjejer di Puskesmas Beringin, Kecamatan Lubai, Muaraenim.

Kecelakaan Tunggal

Sekitar pukul 11.00, enam mobil ambulans milik RS St Antonio Baturaja, RS Charitas, dan Puskesmas Beringin membawa seluruh jenazah ke Charitas Palembang. Sementara di RSUD Prabumulih dua korban, yaitu Lorensia, dan Sisceltra masuk sekitar pukul 09.00. Namun Suster Lorensia nyawanya tak bisa diselamatkan.

Sementara Suster Sisceltra sempat mendapatkan perawatan di UGD RSUD Prabumulih, sebelum akhirnya dibawa ke Charitas Palembang. Kedelapan suster yang tewas adalah Benedikta Fch, Yose Fch, Fenita Fch, Germanda Fch, Aurela Fch, Esila Fch, Mariana Fch, Lorensia Fch.

Kasatlantas Polres Muaraenim, AKP Ahmad Pardomoan, SIK yang ditemui di lokasi kejadian mengatakan pihaknya saat ini sedang mengusahakan untuk mengangkat mobil dari sungai. “Kita juga akan melakukan pemeriksaan saksi-saksi untuk kepastian bagaimana kronologis dan penyebab kecelakaan tersebut,” katanya.

Namun, untuk sementara kecelakaan itu diduga merupakan kecelakaan tunggal. Diperkirakan sopir kurang waspada, sehingga saat melalui tikungan tajam yang langsung berhadapan dengan jembatan, sopir tak bisa mengendalikan laju kendaraan.

Histeris

Setelah tiba di RS RK Charitas, jenazah korban langsung dibawa ke aula rumah sakit untuk dibersihkan. Butuh waktu hampir dua jam untuk membersihkan seluruh jenazah, yang kondisi fisiknya cukup parah.

Rata-rata mengalami luka patah tulang dan kepala, selain itu paru-paru rata-rata kemasukan air.

Setelah selesai dibersihkan, kedelapan jenazah pun dibawa ke Kopel RS Charitas untuk disemayamkan. Saat disemayamkan, rintihan dan tangisan histeris meledak. Disamping sesama biarawati, karyawan dan pimpinan Charitas, juga hadir keluarga biarawati yang tewas.

Ibunda Suster Mariana misalnya sempat pingsan dan harus terus dipapah oleh seorang suster untuk menenangkannya. Kerabat lain yang tiba adalah dari Suster Benedikta yang datang dari Banuayu Belitang. Adik Benedikta, Sugi, bahkan sempat bingung ketika mendapat kepastian bahwa jenazah sang kakak tidak bisa dibawa ke kampung halaman. “Ternyata sudah aturan bahwa jenazah harus dikebumikan di tempat dia berbakti,” katanya lirih.

Sementara itu pimpinan umum konggregasi Franciscus Charitas Palembang Sr Melanie Fch menjelaskan bahwa pihak biara sudah menyiapkan semuanya. “Para biarawati korban kecelakaan jenazahnya tidak bisa dibawa pulang oleh keluarganya. Ini sudah ketentuan pihak biara,” ujar Melani. Pemakaman sendiri sudah disiapkan di komplek pemakaman RS Charitas Palembang.

Melanie mengungkapkan, kejadian ini menimbulkan duka yang mendalam khususnya bagi pihaknya. “Betapa tidak delapan orang biarawati yang sudah berbakti cukup lama, meninggal bersamaan,” ungkap Melanie. Pemakaman sendiri baru akan dilaksanakan pada hari Jumat (20/2)

valentine jomblo???gimana ya rasanya??


apa itu valentine????

Hari Valentine (bahasa Inggris: Valentine's Day), pada tanggal 14 Februari adalah sebuah hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya di Dunia Barat. Asal-muasalnya yang gelap sebagai sebuah hari raya Katolik Roma didiskusikan di artikel Santo Valentinus. Beberapa pembaca mungkin ingin membaca entri Valentinius pula. Hari raya ini tidak mungkin diasosiasikan dengan cinta yang romantis sebelum akhir Abad Pertengahankonsep-konsep macam ini diciptakan. ketika

Hari raya ini sekarang terutama diasosiasikan dengan para pencinta yang saling bertukaran notisi-notisi dalam bentuk "valentines". Simbol modern Valentine antara lain termasuk sebuah kartu berbentuk hati dan gambar sebuah Cupido (Inggris: cupid) bersayap. Mulai abad ke-19, tradisi penulisan notisi pernyataan cinta mengawali produksi kartu ucapan secara massal. The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS) memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar satu milyar kartu valentine dikirimkan per tahun. Hal ini membuat hari raya ini merupakan hari raya terbesar kedua setelah Natal di mana kartu-kartu ucapan dikirimkan. Asosiasi yang sama ini juga memperkirakan bahwa para wanitalah yang membeli kurang lebih 85% dari semua kartu valentine.

Di Amerika Serikat mulai pada paruh kedua abad ke-20, tradisi bertukaran kartu diperluas dan termasuk pula pemberian segala macam hadiah, biasanya oleh pria kepada wanita. Hadiah-hadiahnya biasa berupa bunga mawar dan cokelat. Mulai tahun 1980-an, industri berlian mulai mempromosikan hari Valentine sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan perhiasan.

Sebuah kencan pada hari Valentine seringkali dianggap bahwa pasangan yang sedang kencan terlibat dalam sebuah relasi serius. Sebenarnya valentine itu Merupakan hari Percintaan, bukan hanya kepada Pacar ataupun kekasih, Valentine merupakan hari terbesar dalam soal Percintaan dan bukan berarti selain valentine tidak merasakan cinta.

Di Amerika Serikat hari raya ini lalu diasosiasikan dengan ucapan umum cinta platonik "Happy Valentine's", yang bisa diucapkan oleh pria kepada teman wanita mereka, namun jarang kepada teman pria lainnya. Kecuali kedua-duanya adalah kaum homoseksual.

desain dan isi milik Bonaventura @Right 2008. Diberdayakan oleh Blogger.