Palembang Kota Metropolis

I
Pendahuluan

Palembang adalah sebuah Kota Metropolis yang tidak kalah dengan Ibu Kota Jakarta. Kepadatan penduduknya pun sangat pesat,dan tingkat penganggurannya tidak kalah dengan kota-kota besar lainnya.Kota Palembang yang terkenal dengan makanan Khas nya yaitu pempek dan Sungai yang mengalir yaitu sungai Musi dan yang paling tidak mau ketinggalan bagi tourist baik mancanegara maupun tourist Lokal yaitu Jembatan yang terbuat saat masa penjajahan Belanda yaitu jempatan Ampera. Keindahan Kota Palembang sangat terjaga dari taman kota sampai Danau Buatan di daerah Jakabaring yaitu danau OPI,tidak salah kalau Presiden Indonesia memberikan Piala Adipura Berturut-turut kepada Kota Palembang yang tercinta ini.Banyak Prestasi yang diberikan baik dari Masyarakat kota Palembang maupun dari berbagai sisi.Diantaranya yaitu mempunyai Stadion Gelora Sriwijaya yang merupakan Stadion terbaik ke 2 di Indonesia,prestasi Double Winner yang mampu memasukkan ke dalam MURI oleh Sriwijaya FC team kebanggaan “Wong Kito Galo” pada tahun 2007, Penerimaan Piala Adipura,lalu belum lama ini team kebanggaan “wong kito Galo” berhasil memasukkan kedua kalinya ke dalam MURI dalam prestasi “Headtrick” atau 3 kali juara berturut-turut dalam Lajang Copa Indonesia atau sekarang Piala Indonesia,dan banyak lainnya.
Dan Palembang sendiri mendapatkan kepercayaan dari dunia Internasional untuk menjadi Tuan Rumah Sea games tahun 2011.Kepercayaan yang di sambut begitu antusias oleh masyarakat maupun pemerintahan kota Palembang.
Banyak kelebihan yang dimiliki oleh kota metropolis ini akan tetapi tingkat kemiskinan masih dalam peringkat pertama.Hal inilah yang menjadi kekurangan kota Palembang ini dan kota-kota lainnya,entah apa yang menjadi penyebabnya,,dari masyarakat itu sendiri atau dari pemerintahannya.
Untuk melihat realita yang nyata dari kehidupan kota Palembang sebelumnya perkenalkan sebut saja aku Vino seorang Mahasiswa dari kampus swasta ternama di Kota Palembang ini dan saat ini aku berkerja di sebuah perusahaan yang tidak begitu besar akan tetapi aku bersyukur untuk mengisi kekosongan dan mencari uang saku ku sendiri,yah dari pada begong dirumah karena aku mengambil kuliah pada malam hari. Dan aku hidup dari keluarga yang sederhana,tapi aku bangga bisa mempunyai keluarga seperti mereka baik dari kasih sayang maupun kekompakannya. Aku emang suka menulis,tapi ini adalah Karya Perdanaku untuk cerita yang bertuliskan tentang realita yang ada di kota besar seperti Palembang ini.sebelumnya aku sudah menulis beberapa cerpen akan tetapi tidak aku publiakasikan.mungkin ini saja perkenalan singkat tentang diriku dan tentang kota Palembang ini. Sebenarnya kalau boleh jujur karyaku sebelumnya tentang Palembang hilang entah kemana filenya.yah jadi ku tulis ulang dan melakukan yang sama seperti kemarin.

II
Palembang Di Malam Hari

Ku awali perjalananku dengan menjemput seorang sahabat baikku,sebut saja Gabriel dan Valen.Perjalanan yang panjang ku lalui untuk menghampiri mereka berdua,karena sebelumnya hujan yang sangat lebat membanjiri daerah sekitarku bekerja,tapi anehnya daerah tempat sahabatku tidak hujan. Pada saat itu jam menunjukkan tepat pukul 3sore dan aku pun menghampiri mereka,kepadatan penduduk di kota Palembang ini apalagi harga kendaraan baik roda dua maupun roda empat sudah bisa di jangkau oleh masyarakat Palembang membuat di setiap sisi daerah mengalami kemacetan.dengan penuh perjuangan akhirnya aku pun sampai di rumah salah seorang sahabatku Valen,lalu setelah itu aku pun bertanya kepada Valen:
“Val,ngomong-ngomong Gabriel ada tidak ya di rumah??”tanyaku
“tadi dia sms gue,katanya ga da orang di rumah dia”sahut Valen,
“Gimana kalau kita ke rumahnya?”ajak ku
“Boleh juga tuh…yuk semakin sore ni”jawab Valen,
Akhirnya kami pun berjalan menuju rumahnya Gabriel dengan penuh canda tawa,
“Val,tuh ada mobil bokapnya?”tanyaku
“iya vin,katanya ga da orang di rumahnya.”sahut Valen.
Lalu kami pun memanggil Gabriel “Gabriel….Gabriel…”,Gabriel pun keluar dan kami pun mengajak ia untuk keliling kota Palembang.
Hari semakin sore,matahari akan segera meninggalkan sinarnya dan sebentar lagi buka puasa pun tiba,Akhirnya sebelum melanjutkan perjalanan,kami bertiga mencari sebuah tempat makan dan sialnya semuanya penuh semua,tapi dengan sabar akhirnya mendapatkan juga.
Handphone ku berdering dan ternyata rombongan teman-teman kami mau ikut gabung berbuka puasa,tapi ketika itu hatiku serasa ingin beteriak,akan tetapi kusadari kalau aku sedang berada di tempat umum,karena ku tak menyangka seorang teman di sebuah jejaringan social internet udah mempunyai seorang kekasih atau pacar,tapi aku pun harus bersikap dewasa dengan semuanya akhirnya ku salami satu persatu mereka semua khususnya temanku di jejaringan sosial dan mantan pacar dari sahabatku tetapi udah baikan kembali.
Setelah berbuka kami pun melanjutkan perjalanan kami menelusuri kota Palembang ini. Malam hari tak kalah padat dengan kondisi di siang hari,akan tetapi ramai dengan anak muda yang berjalan dengan sang pujaan hatinya aku pun sering bergejolak dengan hatiku sendiri,ntah apa yang sedang ku alami. Akhirnya perjalanan kami pun terhenti di sebuah taman yang terkenal cukup ramai di kota Palembang dikarenakan di tepi Sungai Musi,Kami pun segera memarkirkan kendaraan butut kami dan berjalan menuju tempat duduk yang ada.
Bintang malam yang berkilau memancarkan cahayanya,menerangi indahnya malam.Betapa indahnya Jembatan Ampera yang di temani oleh lampu yang bersinar,jembatan yang terbuat saat penjajahan Belanda yang bertujuan untuk memudahkan arus perjalanan saat itu,apalagi saat itu banyak kapal tongkang yang memuat banyak sekali batu bara.Pernah dalam pikiranku berapa lama ya Jembatan itu selesai di bangun?.akan tetapi jembatan tersebut sekarang hanyalah seperti jembatan biasa,tidak seperti dahulu yang bisa di angkat naik ke atas ketika ada kapal tongkang yang berlayar,mungkin karena dahulu mengganggu arus lalulintas daratnya yang menyebabkan kemacetan lebih dari 1KM dari Pasar cinde maupun arus dari seberang Ulu jadi jembatan tersebut di Pasifkan.
Malam di kota Palembang sangat indah sekali,Lampu hias dan kolam dengan air mancur yang menghiasi Benteng kuto Besak membuat suasana malam menjadi lebih bersinar.
Banyak anak muda yang “nongkrong” di sekitarannya dengan jajanan pasar yang tersedia,jajanan yang terkenal di Benteng Kuto Besak ini adalah Mie Tek-tek,yang tidak asing lagi di telinga masyarakat Kota Palembang yaitu Mie di campur dengan kocokan telur di tambahin bawang Goreng dan bumbu lainnya. Bedanya Mie ini dibuat dengan gerobak dukung seperti tukang sol sepatu.
Hari semakin malam,keadaan di Benteng Kuto Besak pun semakin romantis. Banyak pasangan muda-mudi yang berpacaran dan merokok di sana,padahal kan saat ini ada Peraturan perundang-undangan dilarang berpacaran dan merokok di tempat umum. Lebih mengejutkan lagi tidak sengaja ketangkap oleh penglihatanku ada yang berciuman di tempat umum. Akan tetapi pemerintah dan pihak yang berwenang belum bisa mengatasi hal semacam ini. Mungkin kejadian ini tidak hanya terjadi di kota Palembang Metropilis ini saja,banyak juga hal yang sama terjadi dikota-kota besar lainnya.
Lalu waktu telah menunjukan pukul 23.30 wib,tanpa kusadari waktu tersebut hampir mendekati waktu sahur untuk Umat muslim yang menjalankan Puasa,lalu kami pun sepakat untuk pulang ke rumah kami masing-masing. Aku dan teman-temanku berpisah,aku melewati kawasan Kambang iwak dan teman-temanku melewati kawasan Protokol Sudirman Palembang.
Ku berjalan di temani oleh soulmate setiaku yang selalu menemaniku kapan saja yaitu motor yang dibelikan keduaorang tuaku ketika aku duduk di bangku SMA.Udara yang dingin sekali membuat tubuhku menggigil,ku lewati jalan menuju kawasan Kambang Iwak,ketika itu Lampu merah di persimpangan Kambang Iwak masih Online untuk melancarkan arus lalu lintas pada malam itu,aku pun berhenti.Ku lihat kiri kanan dan di sekitar itu masih banyak sekali Para Wanita malam yang menjajakan keelokan tubuhnya,tak berbeda dengan malam-malam sebelum bulan Ramadhan ini,Karena keingintahuan apa yang menjadikan mereka melakukan itu semua,aku pun memberanikan diri untuk berdialog langsung dengan mereka tanpa menggunakan jasa mereka,karena saat itu aku berada dalam keadaan yang mengerti kondisi yang baik,Aku pun berkeliling sekitar 1 ½ Jam di sekitaran kambang iwak itu,dan aku pun berhenti di suatu tempat,saat yang tak terlalu lama ada seorang wanita malam menghampiriku sebut saja namanya Sunny ( maaf jika ada nama yang sama ),
“Short time mas”kata Sunny
“Maaf mbak tidak”Jawab ku
“80.000 saja udah termasuk kamar dan alat kontrasepsi”Jelas Sunny
“nggak mbak,tapi boleh nggak aku bertanya sesuatu ke mbak,tenang aja semua
rahasia tidak akan aku sebarkan,kalaupun aku publikasikan aku menggunakan nama
samaran kok”Jelasku terhadap wanita itu
“oo…boleh kok,tapi janji tidak beritahu ke orang-orang ya?”katanya
“Iya mbak”aku meyakinkannya
“mo Tanya apa?”ucap Sunny
“Udah berapa lama mbak kerja seperti ini?”tanyaku
“Udah 4 tahun mas”jawabnya
“Kok mbak mau kerja seperti ini?menjajakan tubuh mbak sendiri?”tanyaku lagi
“Ya mau gimana lagi mas,mo kerja apa lagi kalau ga seperti ini”pungkasnya
“kan banyak mbak kerjaan lain?”kataku
“ya tidak apa-apa mas,,nanti kalau kerja lain mbak takut tidak bisa”jawabnya
“emang berapa pendapatan mbak semalam?”ucapku
“ya ga tentu mas,kalau banyak bisa 1Juta sampai 2,5 juta mas,kalau sepi ya mungkin
400 ribu”kata Sunny
“fasilitasnya apa aja mbk?”tanyaku
“banyakla mas,yang penting tubuh mbak,kamar,alat kontrasepsi,,mas mau?”Tanya
Sunny
“tidak mbak,maaf banget ya mbak,aku bisa menahan semuanya itu,kan udah aku
bilang,aku Cuma mau Tanya-tanya aja.Oya,kalau ada Polsekta atau Poltabes gi mana
mbak?”ucapku
“ya ga apa-apa,kecuali satpol PP,kalau Polsek sich udah di kasih Uang
pengamanan.Nah kalau SatPol PP ada yang mau ada yang tidak”jelas sunny wanita
malam itu
“ooo….begitu ya mbak…ya udah mbak makasih banyak yach..kalau cerita ini di publikasikan apa yang ingin mbak sampaikan”ucapku
“sama-sama mas,,sunny Cuma ingin agar pemerintah dan aparat setempat
mementingkan kondisi Rakyatnya apalagi yang miskin..dan uang rakyat jangan di
makan sendiri..sehingga kami ga harus hidup dengan menjajakan tubuh
kami”pintanya
“oo…okedeh mbak”ucapku
Lalu aku pun melanjutkan perjalananku menuju rumahku. Di perjalanan tak ku temui sepinya jalan,bahkan ramainya jalan sama seperti aku berjalan menuju Benteng Kuto Besak tadi.Udara malam yang terus menusuk tulangku bintang yang terus bersinar menemani perjalanku,di tengah perjalanku kuberfikir,apa mereka yang berprofesi sebagai wanita malam itu belum mempunyai anak?apa ga ada anak perempuan?seandainya mereka ada anak perempuan dan nantinya anaknya berprofesi seperti ibunya bagaimana nanti nasib penerus bangsa ini?Bagaimanakah seharusnya para pejabat dan pemerintahan membenahi kota Palembang metropolis ini menjadi yang lebih baik sehingga tingkat kemiskinan dan pengangguran menjadi berkurang sedikit demi sedikit,Hal yang serupa ini mungkin banyak yang terjadi di kota-kota besar lainnya,Jangan sampai Penerus bangsa rusak karena Narkoba,Free seks,dan hal-hal yang merugikan masyarakat banyak.dari peranan orang tua,sekolah,teman,keluarga dan pemerintahan setempat bisa membuat penerus Bangsa bisa menjadi lebih baik,mandiri,dan bijaksana dalam memilih.

Bersambung………………………………..

Karya : Bonaventura Yulius Didik ( Hak Cipta oleh pengarang )

desain dan isi milik Bonaventura @Right 2008. Diberdayakan oleh Blogger.